Terjadinya lonjakan kasus virus korona pada awal pekan ini telah menjadikan India sebagai negara pada urutan ke-3 di dunia dengan kasus terbanyak. Sebelumnya pada posisi ke-3 diduduki oleh Russia.

NEW DELHI - India pada Senin (6/7) telah menyalip Russia sebagai negara pada urutan ke-3 dalam kasus virus korona terbanyak di dunia. Terkait laporan itu, pemerintah India segera mengeluarkan aturan larangan baru di kota-kota dengan populasi terpadat untuk meredam penyebaran virus korona setelah jumlah kasus infeksi di negaranya mencapai hampir 700 ribu kasus.

"Ada lebih dari 697.400 kasus virus korona tercatat saat ini setelah ada lonjakan 24 ribu kasus baru selama 24 jam terakhir," demikian pernyataan Kementerian Kesehatan India.

Jumlah kasus virus korona itu telah melampaui kasus penyebaran di Russia yang saat ini mencapai lebih dari 681.000 kasus.

Adapun kota-kota yang akan memperketat aturan untuk mengantisipasi penyebaran virus korona yaitu Kolkata yang sebelumnya sejumlah wilayah di kota itu telah jadi area tutup (lockdown). Untuk mencegah penyebaran, jadwal penerbangan pesawat ke kota ini dari kota-kota lain telah dihentikan pada Senin kemarin.

Selain Kolkata, kota besar yang mengalami lockdown adalah Thiruvananthapuram yang merupakan ibu kota bagi Negara Bagian Kerala. Di Thiruvananthapuram, kendaraan umum telah dihentikan operasionalnya dan hanya apotek yang diperbolehkan dibuka untuk umum.

Aturan lockdown juga diberlakukan di sejumlah negara bagian lain di India setelah muncul ratusan kasus baru. Demi mencegah penyebaran wabah, sebuah undang-undang yang mewajibkan penggunaan masker dan jaga jarak sosial selama 12 bulan ke depan bahkan telah diloloskan pada Minggu (5/7).

Selain dua kota tersebut, di New Delhi dan Mumbai dilaporkan masing-masing ada 100 ribu kasus dengan angka kematian masing-masing mencapai angka 3.000 dan hampir 5.000 kasus.

Pada dua urutan teratas jumlah kasus virus korona terbanyak di dunia masih dipegang oleh Amerika Serikat (AS) dan Brasil. Peningkatan kasus virus korona di India diperkirakan akan terus mengalami peningkatan dalam beberapa pekan mendatang dan sejumlah pakar memperkirakan jumlah kasusnya pada akhir Juli akan mencapai satu juta.

Rumah Sakit Darurat

Sementara itu di New Delhi dilaporkan pemerintah India telah mendirikan rumah sakit darurat dan seorang pasien telah masuk ke rumah sakit ini pada Minggu. Pendirian rumah sakit darurat dilakukan karena rumah sakit yang ada sudah kewalahan menampung pasien yang terus bertambah. Sayangnya pendirian rumah sakit tersebut tak dibarengi dengan tenaga medis yang memadai.

"Tim medis tak akan bisa mengimbangi layanan bagi pasien jika rumah sakit darurat ini mencapai kapasitas puncak," kata juru bicara Angkatan Bersenjata, Vivek Kumar Pandey. Pihak militer dikerahkan untuk mengelola rumah sakit darurat yang memiliki 10 ribu tempat tidur ini.

Di India saat ini tercatat hampir ada 20 ribu kasus kematian karena infeksi virus korona. Angka kematian itu jauh lebih kecil dibandingkan angka kematian dari negara-negara lain yang amat parah dilanda pandemi Covid-19.

Saat ini penerbangan internasional ke India masih ditutup, namun pemerintah berencana untuk melakukan pelonggaran lockdown secara nasional karena wabah virus korona berpengaruh buruk pada perekonomian sejak pemunculan pertama wabah pada Maret lalu.

Untuk rencana itu, pada Senin sejumlah monumen yang ada di India telah dibuka untuk umum seperti Red Fort dan makam Humayun yang ada di Delhi. Namun lokasi wisata Taj Mahal, masih ditutup karena masih tingginya angka penyebaran infeksi di wilayah sekitarnya.

Sejumlah bisnis di India pun telah dibuka dalam beberapa pekan terakhir walau mereka harus menghadapi tekanan dari serikat buruh untuk antisipasi karena banyaknya laporan kasus virus korona diderita para pekerjanya. AFP/I-1

Baca Juga: